
oneblitz01- Jakarta - 90 Telur Komodo diselamatkan ke inkubator sederhana. Sebab, cuaca buruk membuat telur tersebut tidak sehat. 10 telur sebelumnya sudah membusuk karena lembab dan hujan.
"Awalnya ada 100 telur. Itu bertelur bulan Juli-Agustus lalu. Itu memang sedang musimnya. Tapi karena cuaca buruk, hujan, lembab, sekarang tinggal 90. Terpaksa kami amankan di inkubator," kata salah satu pecinta Komodo, Zaby Fabrina di Kebon Binatang Ragunan, Jakarta Selatan, Minggu (28/11/2010).
Inkubator itu diakui Zaby terbilang sederhana. Bentuknya seperti penetasan telur ayam. Terbuat dari papan kayu berukuran 100x50x60 cm. Di dalam kotak papan itu, diletakkan jerami dan lampu bohlam sebagai penghangat. Telur Komodo seukuran telur angsa dimasukan ke dalam wadah plastik lalu diletakan dalam kotak. Telur itu akan pecah setelah 'dierami' 8 hingga 9 bulan.
"Ini pertama kali terjadi. Belum pernah telur Komodo ditetaskan dengan cara seperti ini. Kami swadaya membuat inkubator sederhana. Kami berusaha sebisa mungkin. Hasilnya, Wallahu'alam," imbuh Zaby.
Komodo merupakan hewan langka. Hewan carnivora itu berasal dari Pulau Rinca, Nusa Tenggara Timur dan diyakini sebagai sisa kejayaan zaman Dinosaurus. Populasi yang terus menurun membuat para pecinta Komodo berkampanye ke berbagai pelosok dunia untuk kelestarian hewan tersebut.
"Telur ini tidak boleh diperjual-belikan. Kalau sampai keluar, berarti illegal. Kami berkampanye ke negara-negara untuk mengkampanyekan Komodo dari kepunahan," tukas Zaby .
Usai menunjukan puluhan telur Komodo, Zaby mendemontrasikan cara memberi makan Komodo. Yakni dengan memberi ayam segar yang baru dipotong dan langsung dilempar ke Komodo. Sedikitnya 20 kg ayam disantap 10 pasang Komodo tiap pekannya. Pengunjung Ragunan yang penasaran melihat Komodo diberi makan, dapat berkunjung tiap hari Minggu sekitar jam makan siang.
sumber-detik.com
0 komentar:
Posting Komentar