Mari Berkunjung Ke Gedung Kesenian EMPAC Di New York
0 Comments - 07 Dec 2011
oneblitz: Didirikan pada tahun 1824, Rensselaer Polytechnic Institute adalah salah satu universitas terkemuka Amerika penelitian dengan reputasi untuk belajar kreatif dan interaktif dan penerapan teknologi informasi untuk pendidikan. Media eksperimental dan Performing Arts Center (EMPAC) adalah perhubungan inovasi teknologi dan artistik da...

More Link
Kewalahan Istri Minta Seks Tiap Hari, Pria Ini Lari Ke Kantor Polisi
0 Comments - 07 Dec 2011
oneblitz : Seorang pria yang tak tahan desakan ngeseks dari sang istri terpaksa lari ke kantor polisi untuk meminta pertolongan. Dengan hanya mengenakan baju kaos dan celana dalam ia meminta polisi menolongnya. Beberapa menit kemudian sang istri masuk ke kantor polisi dengan hanya mengenakan bra seksi dan celana dalam merah.Sang istri mengata...

More Link
Jika ingin mencari dan menemukan persahabatan, hendaklah kita melakukan hal-hal demi kepentingan orang-orang yang hendak kita bersahabat yaitu hal-hal yang membutuhkan waktu, energi, kesepipamrihan dan pengorbanan.

Selasa, 16 Februari 2010

Burung Raja Udang







Alcedo atthis (juga dikenal sebagai burung raja-udang sungai, raja-udang Eurasia, atau raja-udang Eropa) telah membuat banyak orang terobsesi. Di daerah beriklim sedang di mana lazimnya burung-burung yang ada memiliki bulu yang tidak menarik, raja-udang sungai jadi tampak memesona. Kita tidak mungkin mengabaikannya saat burung itu melesat membelah udara bak peluru kendali berwarna biru-hijau.

Burung berwarna kuning, merah, jingga, dan coklat di seluruh dunia mendapatkan corak warnanya dari pigmen yang tertanam dalam susunan keratin di bulu-bulunya. Namun warna biru pada bulu raja-udang timbul dari pembiasan, sama seperti pemecahan cahaya oleh prisma, ,tetapi yang ini terjadi pada sehelai bulu. Saat diteliti dengan mikroskop, setiap helai bulu raja-udang yang panjang dan lebih halus dari rambut manusia memancarkan eksotisnya gradasi warna-warna biru. Struktur kecil di dalam bulu mengolah cahaya yang datang, lalu memantulkan warna permata nilam ke satu arah dan warma zamrud ke arah yang lain.

Sayang, kecantikan bisa menjadi sebuah kutukan. Ada saat di mana bulu raja-udang meraih status yang setara dengan batu permata, sutra, dan rempah-rempah. Sebuah karya tulis China dari abad ketiga yang memaparkan kebudayaan Barat menjabarkan daftar harta yang biasa ditemui pada Kekaisaran Romawi: gading, emas, batu akik, mutiara, dan bulu raja-udang. Selama 2.500 tahun industri pakaian bangsa Cina menggunakan bulu-bulu berbagai macam burung dari hutan Asia. Dalam sebuah bentuk seni yang dinamakan tian tsui atau menghias dengan raja-udang, para pengrajin menempelkan bulu-bulu yang berkilauan tersebut pada perhiasan, kipas, tirai pemisah, dan panel lanskap. Sebuah selimut bahkan pernah diberitakan berubah menjadi ”hamparan laut biru-hijau”. Bangsawan Korea juga punya hasrat yang sama, tetapi pada akhirnya hasrat itu menyurut di awal 1900-an.

Beruntung, pada zaman sekarang kemewahan yang mengeksploitasi burung mungil nan pemarah itu tinggal kenangan. Raja-udang bukanlah burung yang pemalu; burung itu jarang terlihat hanya karena mengeksploitasi lingkungan yang dihindari kebanyakan orang (kecuali orang-orang seperti Hamilton James). Bantaran sungai yang ideal bagi raja-udang adalah yang tanahnya cukup gembur untuk digali dengan paruhnya untuk dijadikan sarang. Sarang itu haruslah cukup tinggi untuk menghindari banjir yang sesekali timbul, tetapi cukup rendah untuk menghalangi serigala, ular, dan pemburu yang mencoba mengusiknya dari atas


Kaskus.us

0 komentar:

Posting Komentar

 
.